ASYIKNYA PTMT DENGAN “PAK CARSHOOT MAMA KABUR” UNTUK MENGANTISIPASI LEARNING LOSS
H. Eris Rustandi, M.Pd., M.Si.
Guru Biologi SMAN 1 Parakansalak Kabupaten Sukabumi
Pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19 sudah hampir 2 tahun, sedangkan siswa masih masa berada dalam masa transisi, beberapa siswa ada yang melaksanakan Belajar di Rumah (BDR) dan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Pembelajaran daring sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa, siswa merasa bosan karena tidak bertemu dengan teman dan gurunya secara langsung (Yunitasari & Hanifah, 2020). Untuk motivasi belajar pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring atau online di tengah situasi pandemik virus Covid-19 ini menurun (Cahyani, Listiana, & Larasati, 2020), dikarenakan pembelajaran tidak seperti biasanya berlangsung di kelas dimana adanya interaksi antar siswa dan guru, hal ini juga menjadi pemicu kecenderungan learning loss pada siswa, dimana akan terjadi hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu pada siswa. Hal ini juga yang ditakutkan akan terdampak pada siswa SMAN 1 Parakansalak Kabupaten Sukabumi.
Pembelajaran di kelas yang kondusif dan aktif merupakan idaman semua guru, termasuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Kondisi siswa yang beranekaragam menuntut seorang guru dalam menciptakan situasi pembelajaran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, termasuk ketika membelajarkan siswa IPA dan IPS, yang tentunya memiliki gaya belajar dan pembelajaran yang berbeda antara kelas IPA ataupun IPS. Di SMAN 1 Parakansalak Kabupaten Sukabumi di Tahun Pelajaran 2021/2022 untuk mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran peminatan di kelas IPA dan mata pelajaran lintas minat di IPS yang cukup unik dan luar biasa. Dan senantiasa harus selaras dengan slogan di SMAN 1 Parakansalak yaitu mewujudkan insan berprestasi, berkarakter dan mandiri. Dimana dalam meningkatkan pembelajaran siswa yang berprestasi dan berbasis pengalaman dalam praktikum dan adanya sinergitas visi misi sekolah dengan visi misi laboratorium sekolah dan guru untuk menghasilkan insan berprestasi, karakter unggul dalam sains dan teknologi serta berbudaya lingkungan.
Pembelajaran Biologi di kelas pada saat PTMT senantiasa harus memberikan nuansa yang berwarna dengan adanya interaksi yang hangat antara siswa dan guru, mulai dari pembelajaran yang diawali dengan malas-malasan yang terindikasi learning loss yang diakibatkan terlalu lamanya pembelajaran daring atau BDR, diantaranya adalah datang terlambat pada saat PTMT, masih tergantung dengan hand phone, tatapan siswa kurang fokus dalam berinteraksi dalam pembelajaran, siswa cenderung kurang mengenali siswa yang lain dalam satu kelas, jadinya siswa cenderung kurang siap belajar. Seorang guru harus bisa mengakomodir keinginan belajar siswa dengan berbagai karakteristik unik tersebut. Maka kondisi inilah yang membuat guru dituntut kreatif dalam mengembangkan kemampuan siswa baik sisi akademik ataupun pendidikan karakter, memberikan pembelajaran terbaik dengan mengutamakan pembelajaran yang menyenangkan dan aktifitas motorik yang dikedepankan di awal PTMT. Inilah alasan perlunya mengembangkan alternatif strategi pembelajaran Pak Carshoot Mama Kabur (Praktikum yang dilanjutkan dengan Carousel, menggunakan Game Kahoot dan diakhiri dengan pelaksanaan Make a Match yang dimodifikasi dengan Kabur) yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran yang sesuai.
Pelaksanaan dan Hasil Pelaksanaan Strategi Pak Carshoot Mama Kabur
Pembelajaran daring atau BDR berdampak pada menurunnya kualitas dan motivasi belajar siswa, dalam hal ini di kelas IPS, dimana kondisi lingkungan belajar daring mengharuskan siswa untuk belajar di rumahnya masing-masing, guru tidak dapat mendampingi dan mendidik siswa secara langsung sehingga guru tidak dapat melakukan tindakan seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, dan memberikan nasihat. Padahal tindakan-tindakan guru tersebut dapat menguatkan motivasi instrinsik siswa (Cahyani, Listiana, & Larasati, 2020). Dari hal tersebut maka PTMT merupakan alternatif solusi untuk menghindari learning loss dan dapat meningkatkan motivasi.
Langkah yang diambil yakni pembelajaran dengan metode eksperimen/praktikum pada saat awal PTMT sangat tepat, karena merupakan perlakuan pembelajaran transisi antara pembelajaran daring dengan PTMT, karena apabila siswa langsung diberikan materi konsep di kelas dan pembahasan materi, tugas dan tes, anak akan mengalami kondisi kurang fokus dan masih rendah keinginan belajar konsep langsung. Maka seyogyanya siswa diberikan pengalaman yang banyak melibatkan aktifitas siswa secara aktif dan kolaborasi dengan guru. Metode pembelajaran praktikum memiliki tujuan yang baik untuk tumbuh kembang anak dan meningkatkan daya pikir siswa.
Kegiatan praktikum juga akan terasa menyenangkan, karena siswa bisa menyaksikan langsung percobaan yang dilakukan. Tujuan utama metode pembelajaran praktikum adalah supaya siswa mampu mencapai dan menemukan sendiri jawaban atas masalah yang diberikan. Siswa juga terlatih cara berpikir yang ilmiah (scientific thinking) dan siswa akan menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajari. Metode eksperimen/praktikum juga akan mampu meningkatkan keterampilan proses sains dan keterampilan abad 21 siswa yang dituntut secara optimal dalam pengembangannya. Hal ini sependapat dengan teori dari (Adiwijaya, 2020) bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktifitas dan hasil serta ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
Setelah melakukan praktikum siswa melaksanakan pembelajaran dengan carousel tentang hasil pengamatan dari kegiatan praktikum, dengan pembelajaran carousel siswa lebih leluasa dalam berinteraksi sosial dan bisa lebih meningkatkan karakter-karakter siswa yang menunjang profil pelajar pancasila. Hal ini sesuai dengan teori proses pembelajaran sosial yang sesuai dengan pendapat Bandura (1977:11-12) dalam (Dahar, 2011) yang menyebutkan bahwa dalam pandangan belajar sosial, “manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan, tetapi fungsi psikolog diterangkan sebagai interaksi yang kontinu dan timbal balik dari determinan pribadi dan determinan lingkungan”. Hal yang sama juga dipaparkan oleh Ernest Cassirer (1987) dalam (Syarifudin, 2006) bahwa hidup dengan sesama manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Akhir dari pembelajaran praktikum yaitu pelaksanaan carousel, lalu untuk mengecek pemahaman materi dan LKPD praktikum, maka situasi dicairkan dengan Game Kahoot agar lebih seru dan menyenangkan bagi siswa. Pelaksanaan Game Kahoot siswa dapat menggunakan hand phone, hal ini diupayakan agar siswa masih bisa mengkombinasikan pembelajaran seperti pembelajaran daring/BDR yang menggunakan hand phone, dan siswa tidak terlalu kaget dengan PTMT. Setelah melakukan Game Kahoot ini hasil belajar jadi meningkat karena adanya kompetisi dan terbuka serta jujur yang dikembangkan menjadi karakter unggul dengan respon belajar yang menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat (Darmawan, 2020) bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai. Dan Game Kahoot ini juga apabila dilaksanakan secara konsisten, maka siswa terlihat berperan aktif mengikuti pembelajaran dan tertantang, hal ini sesuai dengan teori (Ilmiyah & Sumbawati, 2019) (Hartanti, 2019) bahwa ada interaksi antara media pembelajaran dan motivasi belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, media Kahoot terbukti membuat suasana belajar lebih menyenangkan, siswa lebih aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Namun hal tersebut ternyata berpengaruh terhadap fokus siswa terhadap materi dan Kahoot juga efektif digunakan sebagai alat evaluasi siswa (Fajriyyah, 2020). Kahoot juga dirasakan oleh guru lebih praktis dan mudah sambil mengembangkan kemandirian dan kecerdasan intelektual serta keterampilan abad 21 dalam meningkatkan motivasi, hal ini sesuai dengan pendapat (Putri, 2019) bahwa Kahoot dapat dioptimalkan untuk meningkatkan motivasi dan kemandirian, pengembangan disisi keceradasan intelektual dan menjadikan guru tidak perlu susah payah mengembangkan teknologi pendidikan berbasis digital game based learning untuk diintegrasikan didalam kelas.
Pengecekan pemahaman di akhir materi perlu dilaksanakan, model pembelajaran make a match tepat dilaksanakan karena pelaksanaan pembelajaran dengan make a match berlangsung dengan penuh semangat dan menyenangkan, pembelajaran penuh bermakna dan banyaknya aktifitas serta variasi selama pembelajaran dan hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan nilai ketuntasan siswa dalam kelas, sesuai dengan pendapat (Fitria, 2021) (Nugroho, 2020) (Abbas, 2021) bahwa dengan make a match dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran biologi, dan juga sebagai variasi dalam pembelajaran (Ataupah, Triani, & Wahyuni, 2018).
Tahapan model pembelajaran make a match yang dimodifikasi oleh guru mulai dari membuat soal oleh siswa, dibahas bersama di kelas, sampai pelaksanaan make a match seperti biasa dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran biologi di laboratorium, sekitar lebih dari 90% siswa kelas IPS selalu mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh (Sutri, 2021) bahwa make a match dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, cocok untuk tugas sederhana, siswa lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok, interaksi dalam pembelajaran lebih mudah dan cepat membentuknya serta meningkatkan kinerja ilmiah siswa.
Penggunaan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan meningkatnya motivasi belajar biologi, aktivitas siswa dan hasil belajar biologi siswa. Model pembelajaran make a match ini dapat melatih siswa berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu. Selain itu dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa, menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru (Fitriani, Hala, & Taiyeb, 2016).
Dibawah ini ditampilkan grafik motivasi belajar siswa dengan startegi Pak Carshoot Mama Kabur, dengan berbagai indikator motivasi yang relevan dan dirasakan oleh siswa.
Dari grafik di atas terlihat bahwa rata-rata motivasi belajar siswa berada di 82,1%, hal ini menujukkan motivasi berada di kategori sangat baik, Apabila dilihat per indikator motivasi, maka adanya penghargaan masih berada di persentase paling rendah dengan 78,4% dan berada di kategori baik, sedangkan persentase yang paling tinggi pada indikator adanya hasrat dan keinginan berhasil yaitu 87,0%. Hal ini banyak faktor yang mempengaruhi dalam motivasi belajar siswa dan diantaranya adalah siswa mengalami berbagai aktifitas metode dan model serta strategi pembelajaran dan adanya interaksi dalam pembelajaran yang akan berpengaruh terhadap faktor intrinsik dan ekstrinsik motivasi, hal ini sesuai dengan pendapat (Uno, 2011) bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Dampak Pelaksanaan Strategi Pak Carshoot Mama Kabur
Setelah melaksanakan strategi Pak Carshoot Mama Kabur ini, guru dapat mengambil banyak pengalaman, diantaranya guru semakin kreatif dan variatif dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemik terutama dalam PTMT, guru semakin tertantang dalam menciptakan inovasi dalam pembelajaran dan memberikan yang terbaik dan bersifat inklusif pada siswa. Aktifitas pembelajaran berlangsung optimal apalagi dalam strategi Pak Carshoot Mama Kabur tetap mengedepankan aktifitas motorik, interaksi serta aktifitas yang menggunakan hand phone masih ada dalam masa transisi pembelajaran daring BDR dan PTMT. Siswa semakin senang, tidak merasa bosan, kehadiran meningkat dan bersemangat dalam belajar sains biologi, walaupun siswa IPS dimana biologi yang bukan mata pelajaran peminatan, pengalaman yang tidak terlupakan bagi siswa adalah dilaksanakan dan dikenalkan pembelajaran di laboratorium biologi lengkap dengan alat dan bahan yang nyata dan menarik.
Model Pembelajaran Pak Carshoot Mama Kabur dapat digunakan oleh setiap guru dalam pembelajaran, baik guru sains atau non sains yang melakukan eksperimen/praktikum dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran dan siswa. Bagi guru yang akan menerapkan strategi Pak Carshoot Mama Kabur agar melengkapi media yang sesuai, disiplin waktu pembelajaran, dan konsisten dalam pelaksanaanya terutama dalam tahapan Pak Carshoot Mama Kabur.